Sejarah Akuntansi Syariah
Sejarah Akuntansi Syariah
Oleh
Fadhil Budi Rahmanda
Abstrak
Ketika manusia mengenal
jual beli dan perdagangan pada saat itulah akuntansi mulai digunakan. Bangsa
Arab pada waktu itu sudah memiliki administrasi yang cukup maju, praktik
pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan
periodik dan penutupan buku. Secara sederhana akuntansi syari’ah dapat
dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya, yaitu akuntansi dan syari’ah.
Definisi umum akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti
dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi,
sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil
keputusan. Sedangkan syari’ah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
Swt untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalankan segala aktivitas hidupnya di
dunia. Jadi akuntansi syari’ah merupakan proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah Swt.
Pendahuluan
Praktik akuntansi di sebuah negara
dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Di
Indonesia, perkembangan praktik akuntansi diwarnai oleh praktik akuntansi yang
berdasarkan pada nilai islam, yang dikenal sebagai akuntansi syariah. Konsep
syariah dalam akuntansi merupakan refleksi dari ajaran islam yang menyentuh
seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam konsep ekonomi, dan akuntansi.
Perkembangan
akuntansi syariah merupakan bagian dari dinamika perkembangan teori akuntansi
sesuai dengan kondisi sosial masyarakat indonesia yang sebagian besar adalah
penduduk yang beragama islam. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia mengalami peningkatan baik dari segi kualitas ataupun jenisnya.
Perbankan Syariah yang mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1992 dengan
berdirinya Bank Muamalat dan disusul dengan Asuransi Syariah Takaful yang
didirikan tahun 1994.
Kedua lembaga tersebut bisa dikatakan menjadi
pioner tumbuhnya bisnis syariah di Indonesia. Tidak hanya lembaga Keuangan Syariah
yang bersifat komersial saja yang berkembang, namun lembaga keuangan Syariah
yang bersifat Nirlaba. Bahkan lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT (
Baitul Maal Wa Tamwil) juga berkembang sangat pesat di Indonesia. Secara umum
lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan yaitu
penyerapan dana dari unit surplus ekonomi baik individu, perintah maupun sektor
usaha untuk menyediakan dana bagi unit ekonomi defisit.
Keberadaan
lembaga keuangan dapat meminimalkan biaya pengadaan atau pengolahan informasi
tentang investasi, oleh karena itu investasi lebih efisien untuk kedua belah
pihak baik dari unit surplus maupun unit defisit. Ikatan Akuntan Indonesia
(2010) menyatakan bahwa perkembangan sistem ekonomi islam berkembang pesat di
Indonesia.
Perkembangan
ini terutama terjadi di sektor keuangan. Trend menunjukkan perkembangan bisnis
sektor riil berbasis syariah adalah “the next big thing” yang harus siap
diantisipasi. Perbankan syariah dan produk produknya telah beredar luas di
masyarakat, selain itu asuransi syariah dan reksadana syariah juga sudah mulai
bermunculan. Dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah meningkatkan
volume dan nilai transaksi berbasis syariah yang tentunya meningkatkan
kebutuhan terhadap akuntansi syariah. Dalam islam kita diperintahkan melakukan pencatatan dalam setiap transaksi atau
muamalah, karena sudah diatur dalam Al Quraan surat Al Baqarah ayat 282.
Pembahasan
Sejarah
Akuntansi Syari’ah
Pada
awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang
bersifat memiliki kebenaran absolute. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang
perkembangannya bersifat akumulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam
akuntansi akan menambah dan memperkaya ilmu akuntansi tersebut. Bahkan pemikir
akuntansi pada awal perkembangannya merupakan seorang ahli matematika seperti
kluca Paciolli dan Musa Al-Khawarizmy.
Akuntansi
yang kita kenal sekarang di klaim berkembang dari peradaban barat (sejak
Paciolli) padahal apabila dilihat secara mendalam dari proses lahir dan
perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan masyarakat atau peradaban
sebelumnya yunani maupun Arab Islam.
Perkembangan
akuntansi dengan domain arithmetic qualitynya sangat ditopang oleh ilmu lain
khususnya arithmetic, algebra, mathematichs, alghoritm pada abad ke 9M. ilmu
ini lebih dahulu berkembang sebelum perkembangan bahasa. Ilmu penting ini
ternyata dikembangkan oleh filosofi Islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf Ya’kub
bin Ishaq Al Kindi yang lahir tahun 801M, juga Al Karki (1020) dan
Al-Khawarizmy yang merupakan asal kata dari alqhorithm, algebra juga berasal
dari kata Arab yaitu “al jabr”. Demikian juga penemuan Al-khawarizmy yang
disebut angka arab sudah dikenal sejak 830M, yang sudah diakui oleh Hendriksen
penulis buku”Accounting theory” merupakan sumbangan arab Islam terhadap
akuntansi. Kita tidak bisa membayangkan apabila neraca disajikan dengan angka
romawi, misalnya angka 1843 akan ditulis MDCCCXLIII. Bagaimana jika kita
menyajikan neraca IBM yang memerlukan angka triliunan?
Sebenarnya,
Al Khawarizmy lah yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan matematika
modern Eropa. Akuntansi Modern yang dikembangkan dari persamaan algebra dengan
konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan persoalan pembagian harta
warisan secara adil sesuai dengan syari’ah yang ada di AlQur’an, perkara hokum
dan praktik bisnis perdagangan.
Sebenarnya,
sudah banyak pula ahli akuntan yang mengakui keberadaan akuntansi Islam itu,
misalnya RE Gambling, William Roget, Baydoun,Hayashi dari jepang dan lain lain.
Seperti Paciolli dalam memperkenalkan system double entry melalui ilmu
matematika. System akuntansi dibangun dari dasar kesamaan akuntansi Aset = Liabilittas
+ Ekuitas. Karena aljabar ditemukan pertama tama oleh ilmuwan muslim di zaman
keemasan Islam, maka sangat logis jika ilmu akuntansi juga telah berkembang
pesat di zaman itu, paling tidak menjadi dasar perkembangannya (Nurhayati,
2013: 80-81).
Akuntansi
merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Dari sejak zaman prasejarah,
keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan pakaian
yang harus mereka persiapkan dan mereka gunakan pada saat musim dingin. Ketika
masyarakat mulai mengenal adanya “perdagangan” maka pada saat yang sama mereka
telah mengenal konsep nilai (value) dan mulai mengenal sistem moneter (monetery
system). Bukti tentang pencatatan (bookkeeping) tersebut dapat ditemukan dari
mulai kerajaan Babilonia (4500 SM), Firaun Mesir dan kode- kode Hammurabi (2250
SM), sebagaimana ditemukan adanya kepingan pencatatan akuntansi di Elba, Syria
Utara.
Walaupun
akuntansi telah dimulai zaman prasejarah, saat ini kita hanya mengenal Luca
Paciolli sebagai Bapak Akuntansi Modern. Paciolli, seorang ilmuwan dan pengajar
di beberapa universitas yang lahir di Tuscany- Italia pada tahun 1445,
merupakan orang yang dianggap menemukan persamaan auntansi untuk pertama kali
pada tahun 1494 dengan bukunya: Summa de Arithmetica Geometria et
Proportionalita (A Review of Arithmetic, Geometry dan Proportions). Dalam buku
tersebut, beliau menerangkan mengenai double entry book keeping sebagai dasar
perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin
akuntansi yang kita kenal saat ini seperti penggunaan jurnal, buku besar
(ledger) dan memorandum. Pada penjelasan menegenai buku besar telah termasuk
mengenai aset, utang, modal, pendapatan dan beban. Ia juga telah menjelsakan
mengenai ayat jurnal penutup (closing entries) dan menggunakan neraca saldo
(trial balance) untuk mengetahui saldo buku besar (ledger). Penjelasan ini
memberikan dasar yang memadai untuk akuntansi, etika juga akuntansi biaya.
Sebenarnya,
Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book keeping system,
mengingat sistem tersebut telah dilakukan sejak adanya perdagangan antara
Venice dan Genoa pada awal abad ke- 13 M setelah terbukanya jalur perdagangan
antara Timur Tengah dan kawasan Mediterania. Bahkan, pada tahun 1340 bendahara
kota Massri telah melakukan pecatatan dalam bentuk double entry. Hal ini pun
diakui oleh Luca Paciolli bahwa apa yang dituliskannya berdasarkan apa yang
telah terjadi di Venice sejak satu abad sebelumnya.
Teori
Akuntansi
Teori
akuntansi dapat didefinisikan dari berbagai paradigma, salah satunya adalah
dari cara pandang sebagai peneliti kuantitatif. Teori akuntansi jika dilihat
dari sudut pandang kuantitatif, didefinisikan sebagai kumpulan construct atau
konsep akuntansi dan proposisi yang menggambarkan fenomena praktik akuntansi
secara sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel untuk menjelaskan
atau memprediksi fenomena praktik akuntansi di suatu negara. Pengertian
tersebut sesuai dengan pendefinisian teori berdasarkan Kerlinger (Metode penelitian bisnis, Nur Indriantoro,
1999). Dari pengertian teori akuntansi
yang disasarkan pada pendefinisian menurut Kerlinger, ada dua hal utama yang
termasuk dalam definisi teori akuntansi, yaitu:
Elemen
teori akuntansi yang terdiri dari
construct, konsep, definisi dan proposisi.
Elemen teori akuntansi
yang menggambarkan fenomena praktik akuntansi melalui penentuan hubungan antar
variabel dalam penelitian kuantitatif.
Konsep
Konsep menggambarkan
suatu abstraksi yang terbentuk melalui penarikan gagasan secara umum melalui
pengamatan terhadap fenomena. Konsep merupakan gambaran dari realitas yang
dikelompokkan dari fenomena-fenomena yang memiliki persamaan
karakteristik. Tingkat abstraksi dari
konsep bersifat progresif sesuai dengan tingkat kemudahan fenomena- fenomena
tersebut untuk diidentifikasi. Abstraksi dalam teori akuntansi syariah
seharusnya juga menggambarkan realitas fenomena praktik akuntansi dengan baik.
Oleh karena itu diperlukan konsep yang baik, yang dsesuaikan dengan syariah
untuk menjelaskan akuntansi dari sudut pandang syariah.
Construct
Construct merupakan
konsep – konsep yang abstrak dan mempunyai makna tambahan yang diadopsi untuk
keperluan ilmiah. Construct digunakan secara sistematis untuk penelitian ilmiah
melalui operasionalisasi construct ke dalam konsep yang dapat diamati dan
diukur menjadi variabel penelitian dan menghubungkan construct yang satu dengan
construct yang lain menjadi suatu konstruksi teori. Construct diperlukan secara khusus dalam teori
akuntansi untuk membangun konsep akuntansi syariah dan konstrukti teori akuntansi
syariah.
Kesimpulan
Teori akuntansi syariah merupakan bagian dari praktik akuntansi
syariah. Teori akuntansi syariah diperlukan sebagai landasan dalam pengembangan
praktik akuntansi syariah. Pemahaman yang benar tentang teori akuntansi syariah
akan mendorong perkembangan akuntansi menuju praktik akuntansi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah, Akuntansi syari’ah pada dasarnya merupakan
bentuk aplikasi dari nilai-nilai Islam sebagai suatu agama yang tidak hanya
mengatur masalah keimanan tetapi juga mengatur masalah kehidupan sehari hari.
Dijelaskan dalam Alqur’an dan tergambar dalam sejarah, diaplikasikan pada masa
kini akuntansi syari’ah menjadi pusat kajian yang tiada akhirnya. Dan juga
dapat mengetahui sejarah dari akuntasi syariah.
Daftar Pustaka
Anisah, N. (2017). PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH
PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 108-109.
Apriyanti, H. W. (2017). AKUNTANSI SYARIAH: SEBUAH
TINJAUAN ANTARA TEORI DAN PRAKTIK. Jurnal Akuntansi Indonesia, 132.
Sari, N. (2014). AKUNTANSI SYARI’AH. Jurnal
Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies , 28-31, 42.
The Casino Guide - Dr. McD
BalasHapusThere 목포 출장마사지 are many great 영천 출장안마 casinos in North America, but nothing compares to the quality of casinos in North America. 서산 출장샵 The good news is that 속초 출장마사지 most of Rating: 4 용인 출장마사지 · 1,526 reviews